Translate

Minggu, 18 Oktober 2015

KEKERASAN PADA ANAK
Bismillahirrahmanirrahim..

Sejaha-jahatnya harimau, mereka akan melindungi anak-anak nya dari ancaman musuhnya. Para induk hewan pun akan melindungi anak-anak nya hingga tumbuh dewasa nanti.
Tapi fakta membuktikan, manusia di era modern lebih kejam dari pada hewan. Contoh, kasus pemerkosaan pembunuhan dan di akhiri mutilasi oleh seorang tetangga kepada gadis kecil di daerah kalideres.

Atau seorang bapak yang tega membunuh anak nya hanya karna anaknya merengek, atau lagi seorang ibu yang tega membunuh 5 anaknya hanya karna takut tidak bisa menjadi ibu yang baik. Na'udzubillah.

Sahabatku, Sungguh fakta di lapangan sungguh memprihatinkan manusia yang diberi akal, pikiran yang sempurna nyata nya tak mampu melawan hawa nafsu ya. Sungguh ironi, bila dibandingkan dengan induk kuda yang apabila ditinggal mati anak nya selama 1 bulan ia akan meratapi kepergian anaknya, tapi mengapa seorang manusia tidak bisa berkasih sayang terhadap sesama nya? Terlebih seorang ibu yang tega membunuh anak nya yang sedang marak diberitakan di beberapa media nusantara dan dunia.

Tak hanya ibu, ayah juga bisa menjadi pelaku kekerasan terhadap anak, terutama kekerasan seksual seperti yang diungkap media belakangan ini. Di Jakarta, RI (11 th), menjadi korban perkosaan ayahnya sendiri. RI akhirnya harus kehilangan nyawa setelah menderita infeksi penyakit kelamin yang ditularkan sang ayah.
Ada juga PD (18 th), yang dipaksa melayani nafsu bejat ayah semenjak usianya 13 tahun, dan ZC (9 th) yang diperkosa ayah tirinya.
Kekerasan terhadap anak terjadi juga di lingkungan masyarakat terdekatnya dan sekolah. Fahri (3.5 th) dibunuh lantas disemen tetangganya di Surabaya. Di Medan, SN (4 th), diculik dan kemudian ditemukan telah mati dibunuh. Pelaku ternyata juga tetangganya sendiri. Keduanya menjadi korban dendam yang dipendam pelaku terhadap orangtuanya. F (5 th), disodomi 2 tetangganya, salah satunya seorang polisi. Di sekolah, ada kasus MA(15 th) yang dicabuli gurunya sendiri. Kasus terakhir adalah pemerkosaan terhadap anak kelas 6 SD oleh temannya dan seorang sopir angkot di Jakarta.
Semua kasus tersebut adalah yang terungkap di media massa. Yang tidak terungkap, kemungkinan jauh lebih besar. Selama Januari hingga Februari 2013, Komisi Nasional Perlindungan anak (Komnas PA) menerima 80 laporan kekerasan terhadap anak, 48 laporan diantaranya kekerasan seksual pada anak. Tahun 2012, Komnas PA menangani 2.637 kasus, 48 persennya adalah kekerasan seksual pada anak (Kompas, 28/02/2013).

ISLAM MENGAJARKAN UNTUK BERKASIH SAYANG

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَنُ وُدًّا
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah [911] akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.( Qs. Maryam : 96 ).
Di lain ayat Allah subhanahu ta’ala berfirman :
ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِ
Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. ( QS. Al Balad : 90 )

Tapi megapa seolah umat manusia menutup mata dan hati nya untuk selalu menganiaya sesama manusia padahal islam mengajarkan untuk selalu berkasih sayang?
Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda :
صحيح البخاري ٥٥٥٢: حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا زَكَرِيَّاءُ عَنْ عَامِرٍ قَالَ سَمِعْتُهُ يَقُولُ سَمِعْتُ النُّعْمَانَ بْنَ بَشِيرٍ يَقُولُ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَرَى الْمُؤْمِنِينَ فِي تَرَاحُمِهِمْ وَتَوَادِّهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى عُضْوًا تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ جَسَدِهِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
Shahih Bukhari 5552: Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim telah menceritakan kepada kami Zakariya` dari 'Amir dia berkata; saya mendengar An Nu'man bin Basyir berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kamu akan melihat orang-orang mukmin dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya)."

BUKAN KEKERASAN, TETAPI LEMAH-LEMBUT
 
Di tengah keluarga, anak-anak juga mempunyai hak layaknya anggota keluarga lainnya. Terutama hak untuk meraih hangatnya kasih-sayang dari orang tua atau pun penghuni rumah yang lain. Anak-anak meruapakan bagian dari keluarga yang mendapatkan perhatian dan kasih-sayang penuh, supaya pertumbuhan jasmani dan psikisnya baik.

Abu Mas'ud al Badri Radhiyallahu 'anhu pernah mengisahkan:
كُنْتُ أَضْرِبُ غُلَامًا لِي بِالسَّوْطِ فَسَمِعْتُ صَوْتًا مِنْ خَلْفِي اعْلَمْ أَبَا مَسْعُودٍ فَلَمْ أَفْهَمْ الصَّوْتَ مِنْ الْغَضَبِ قَالَ فَلَمَّا دَنَا مِنِّي إِذَا هُوَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا هُوَ يَقُولُ اعْلَمْ أَبَا مَسْعُودٍ اعْلَمْ أَبَا مَسْعُودٍ قَالَ فَأَلْقَيْتُ السَّوْطَ مِنْ يَدِي فَقَالَ: اعْلَمْ أَبَا مَسْعُودٍ أَنَّ اللَّهَ أَقْدَرُ عَلَيْكَ مِنْكَ عَلَى هَذَا الْغُلَامِ قَالَ فَقُلْتُ لَا أَضْرِبُ مَمْلُوكًا بَعْدَهُ أَبَدًا. و في رواية : فَسَقَطَ مِنْ يَدِي السَّوْطُ مِنْ هَيْبَتِهِ
"Aku pernah memukul budak lelakiku. Kemudian aku mendengar suara dari belakang yang berbunyi : "Ketahuilah, wahai Abu Mas'ud," aku tidak memahami suara itu karena larut dalam emosi. Tatkala orang itu mendekat, ternyata adalah Rasulullah. Beliau berkata : "Ketahuilah, wahai Abu Mas'ud. Sesungguhnya Allah lebih kuasa menghukummu daripada dirimu terhadap budak lelaki itu”. Ia kemudian berkata : "Setelah itu, aku tidak pernah memukul seorang budak pun". Dalam riwayat lain : "Cambukku terjatuh dari tanganku karena kewibawaan beliau"
Lihatlah bagaiman potret kehidupan islam yang penuh dengan kasih sayang, melindungi setiap anak-anak, mengajarkan kedisiplinan tapi bukan dengan kekerasan melainkan dengan lemah lembut dan berkasih sayang,

Kekerasan, disamping merupakan tindakan itu sia-sia, hal itu juga berbahaya bagi pelaku dan obyeknya. Metode mendidik dengan tindakan fisik, seperti menampar, mencubit atau memukul tidak efektif memberikan penyadaran. Justru yang sangat mungkin akan menimbulkan luka batin, trauma, serta mengganggu pertumbuhan kepribadian anak. Dia akan menjadi pendiam dengan menyimpan kebencian karena karakternya sudah hancur oleh penghinaan dan ejekan. Atau sebaliknya, sang anak menjadi hiperaktif atau dia justru mengalami depresi. Sangat mungkin pula terjadi, anak menjadi dendam saat beranjak dewasa nanti atas perlakuan orang tuanya yang menyakitkan mereka akan mengingat dan akan trauma akan kejadian tersebut atau bahkan akan melakukan hal yang sama pada anak nya nanti. Na'udzubillah..

semoga kita semua dapat menghargai semua manusia baik tua atau muda, dan melindungi setiap hak anak-anak. Aamiin

1 komentar: