Translate

Rabu, 16 Desember 2015

Biarkan Merelakan

Pernahkah kau merasakan sesuatu yang tak biasa?
Rasa yang mungkin tidak pernah terduga sebelumnya?
Rasa yang hadir saat jiwa sedang lemah
Rasa yang tak mampu kau menolaknya.

Jika memang rasa itu telah hadir dalam jiwa
Biarkan dan lepaskan saja semuanya
Biarkan Tuhan saja yang menggatur segalanya
Dan tugas mu hanya berdo'a.

Setiap insan memang akan dibuat penat oleh nya
Namun itulah tantangan nya
Tapi kau juga akan merasakan kebhagiaan didalamnya
Walau akan ada kata terluka.

Aku teringat akan kisah Ali dan Siti Fatimah
Mereka adalah sebaik-baiknya insan di dunia
Yang menjadi panutan untuk kaula Muda
Dalam urusan perasaan.

Saling memendam dan bedo'a
Berharap segalanya akan berubah
Tuhan pun akhirnya membukakan segalanya
Dengan Ikhtiar ali yang tak pernah padam.

Jika kau merasakan Romansa yang sama bagai kisah keduanya
Relakan dan ikhlaskan saja segalanya
Biarkan Tuhan yang mengabulkan
Dan kau yang tak pernah putus berharap.

Selagi jiwa mu masih muda
Manfaatkan kualitasmu untuk ummat
Jangan kau terlena dalam urusan asmara
Karna bisa jadi itu penhambat semuannya.

Jika kau merasa dilanda romansa tak kesudahan
Pasrahkan saja pada Tuhan
Sang pencipta Maha Tahu yang terbaik bagi hambanya
Dan Ikhlaskan saja atas kehendak yang diberikan.

Relakan saja , rasa yang pernah ada
Karna kau belum mengetahui takdir mu yang sesungguhnya
Bisa saja ia hanya sosok yang hadir untuk sementara
Tapi yang sesungguhnya sudahmenanti diseberang sana.

Relakan saja, Rasa yang terrsimpan
Curahkan segalanya pada Allah Ta'ala yang mampu mebolak-balikan hati manusia
Hanya padanya tempat mu untuk berserah
Memohon ampunan dan ridhonya.

Jadi.. Biarkan merelakan :)


Minggu, 06 Desember 2015

CINTA DALAM IKHLAS

Kata itu hadir dalam setiap insan manusia
Ia mampu merubah segalanya dengan penuh kedewasaan
Kata itu mampu menguatkan setiap insan yang dimabuk oleh nya
Tak ubah nya angin yang bergandengan dengan semilirnya.

Namun, hanya yang maha kuasa saja yang kupilih tuk mengadu
Ia yang lebih tau tentang benak hamba Nya
Biarkanlah ia yang menyampaikan rasa rinduku pada nya
Ku ikhlaskan saja rasa ini dan biar kan Tuhan yang menjawabnya.

Rasa ini sungguh memilukan bagiku
Ia datang terhempas sendiri oleh waktu
Pergi tanpa arah yang berlaku
Mungkin ini pertanda ia bukan milik ku

Tuhan, biarkan engkau lah menjadi tempat ku mencurahkan segalanya
Dimalam hening ini tujunkanlah jalan jiwa
Dalam keheningan ini ku memohon titipkan rinduku padanya
Yang telah mampu meraih hati insan tak berdaya


Tuhan, ku ikhlaskan rasa ini padamu
Ku biarkan rindu ini padamu
Biarlah rasa ini kutitipkan dalam sujudku
Yang maha Kuasa, Hanya engkau yang mampu

Dan hanya cinta dalam ikhlas ini kupersembahkan
Pada jiwa yang telah hadir dalam impian
Percayalah, Tuhan akan mempertemukan kita
Dengan waktu terbaik yang telah ditentukan.

Minggu, 18 Oktober 2015

BAHAYA MSG


BAHAYA MSG

Bismillahirrahmanirrahim..

Sahabatku, pernah masak bukan? Tapi agak terasa kurang apabila setiap masakan tidak di bubuhi MSG / Petchin ya? Yuk intip bahaya nya terlalu seringn menggunakan MSG.. Cekidot grin emotikon

SEJARAH AWAL

Sejarah MSG berawal dari seorang profesor bernama Kikunae Ikeda (1864 – 1936) asal Jepang, ia adalah seorang profesor dibidang kimia dari Tokyo Imperial University di Jepang.
Dialah yang mengisolasi asam glutamat sebagai bahan rasa baru pada tahun 1908 dari ganggang laut bernama Laminaria japonica dan kombu, (sejenis ganggang atau rumput laut) dengan ekstraksi air dan kristalisasi, dan menamai rasa ini dengan nama: umami (rasa khas MSG).
Penelitian Terbaru Terhadap Dampak MSG Dalam 10 Tahun Terakhir
Sebuah meta-analisis yang diterbitkan pada tahun 2006 (Freeman, 2006), mengenai evaluasi keamanan monosodium glutamat, masih menyatakan bahwa banyak penelitian yang diterbitkan termasuk pada tahun 2000 lalu dalam Journal of Nutrition (penelitian Walker & Lupien, 2000) juga telah ditemukan dan menyatakan tidak ada data klinis untuk mencurigai adanya efek negatif yang nyata terhadap MSG.

msg makes unhealthy fat
MSG membuat dampak Obesitas yang tak menyehatkan.
Namun ternyata, bukti bahaya yang baru mulai bermunculan pada tahun 2006, yang pertama muncul adalah dalam percobaan oleh model tikus.
Pada penelitian itu telah menunjukkan hasil yang nyata yaitu kerusakan hati dan otak setelah MSG dosis serendah 4 mg/kg dicampurkan dan kerusakan itu dapat dikurangi dengan menggunakan vitamin C (penelitian Farombi et al, 2006).

Tahun 2006 tampaknya menjadi tahun penting, ketika penelitian ini beralih dengan menunjukkan efek yang meyakinkan hingga MSG dosis serendah 30 mg/kg pun dapat beresiko dan melupakan efek negatif dosis yang lebih masuk akal sebelumnya, yaitu sebesar 4 mg/kg.
Dua tahun sesudahnya pada tahun 2008, sebuah studi masuk ke dalam Journal of Autoimmunology, memperkuat temuan yang menunjukkan adanya kerusakan hati, dan juga menunjukkan peran dalam memberikan kontribusi untuk obesitas pada model tikus (penelitian Nakanishi et al, 2008).
Kerusakan pada hati sekali lagi dikonfirmasi pada tahun 2009, kali ini berkontribusi terhadap penyakit hati berlemak non-alkohol atau non-alcoholic fatty liver disease (penelitian Collison et al, 2009).

Semua bukti itu semakin menguatkan, karena baru-baru ini ditemukan terkaitnya MSG dengan kelebihan berat badan (overweight) yang menghasilkan obesitas dalam studi populasi di Cina (penelitian Xun et al, 2011).
Kerusakan hati sekali lagi dikonfirmasi baik pada tahun 2011 dalam model tikus lain, yaitu tentang efek jangka panjang dari MSG terhadap hati tikus putih setelah terpapar neo–natal (penelitian Bhattacharva et al, 2011)

msg makes mice fatDan kerusakan hati juga terjadi pada model tikus lain melalui studi histokimia dari pengaruh MSG pada hati tikus Wistar dewasa (penelitian Eweka et al, 2011).
Lalu ada pula sebuah studi kasus yang diverifikasi lagi pada tahun 2012 dengan model kucing, tentang penyakit non-alkohol hati berlemak yang mengunduksi efek pengaruh makanan MSG pada penyakit trans lemak-induksi (penelitian Collison et al, 2012).

Sejak tahun 2012, MSG telah digunakan dalam percobaan untuk menyebabkan kerusakan hati atau otak (penelitian Horvath et al, 2013) yang menyelidiki perkembangan saraf dengan menggunakan MSG untuk menghambat pengembangan syaraf secara tepat.
Sekarang cukup jelas bahwa dampak negatif MSG pada dasarnya telah “menghajar secara perlahan” minimal hati dan otak semua hewan mamalia, termasuk kepada manusia tanpa kecuali, dan bukan hanya orang-orang yang hipersensitif.

Untuk menempatkan masalah yang mengerikan ini dalam perspektif kita adalah: kita telah beralih dari menyimpulkan melalui meta-analisis bahwa MSG memiliki efek nyata negatif jika menggunakannya dan menyebabkan masalah neurologis dalam model tikus.
Dampak bagi kesehatan dalam jangka pendek (symptom complex MSG)
1. Perut mual.
2. Sakit kepala.
3. Mudah mengantuk.
4. Keringat berlebihan.
5. Wajah dan leher terasa panas.
6. Wajah terasa kaku.
7. Jantung berdetak kencang.
8. Nyeri dada.
9. Kesemutan.
10.Sulit untuk bernafas.

EFEK JANGKA PANJANG
1. Leher kaku dan pusing
Penyedap rasa dapat membentuk alanin yang menghambat penyerapan vitamin B6 oleh tubuh. Efek secara langsung seperti pusing, leher kaku, mual, mulut terasa kering, dan ruam di wajah. Sindrom ini ditemukan pertama kali oleh dokter Ho Man Kwok pada tahun 1968. Untuk mengatasi gangguan ini, penderita perlu minum banyak air dan istirahat.
2. Efek terhadap jantung
Dampak MSG terhadap organ jantung seperti detak jantung tidak teratur (Aritmia), kekacauan irama jantung atau terlalu cepat (fibrilasi atrium), detak jantung lebih dari 100 kali per menit (tachycardia), ataupun jantung berdetak sangat lambat. Gejala ini biasanya disertai perasaan cemas dan was-was. Bahkan, jantung kekurangan suplai darah sehingga menimbulkan nyeri dada yang sangat hebat (angina). Penting: 8 Tanda-tanda Jantung Tidak Sehat.
3. Kanker
MSG dibuat dalam proses pemanasan pada suhu tinggi dan waktu lama sehingga dapat membentuk pirolisis yang bersifat karsinogenik, senyawa berbahaya yang dapat memicu kanker.
4. Otot Kaku
Efek bahaya vetsin terhadap otot-otot tubuh seperti nyeri sendi dan otot terasa kaku.
5. Kerusakan sistem syaraf
Konsumsi penyedap rasa dalam jangka panjang terhadap sistem syaraf seperti depresi, migrain, insomnia, juga disorientasi. Mantan ahli bedah syaraf benama Russell Blaylock dalam buku berjudul Excitotoxins -The Taste That Kills, menyebutkan bahwa MSG mengandung zat kimia yang bersifat excitotoxin sehingga dapat merusak sel-sel otak. Gangguan syaraf lainnya yang ditimbulkan oleh MSG seperti penyakit parkinson, alzheimer, dan autisme.
6. Efek pada sistem penglihatan
Penggunaan bahan penyedap rasa secara terus-menerus dapat merusak kesehatan mata, sehingga pandangan menjadi kabur dan nyeri di sekitar organ mata.
7. Dampak pada organ Genital
Bahaya lainnya akibat konsumsi MSG berlebihan pada organ tubuh bagian dalam seperti nyeri kandung kemih, kelenjar prostat bengkak, dan sering kencing.
8. Efek terhadap kulit
Bahan penambah rasa ini juga dapat menimbulkan efek pada kulit seperti gatal-gatal, sariawan, dan kehilangan sensitivitas kulit.
9. Gangguan pernafasan
Konsumsi MSG secara berlebihan juga dapat memicu masalah sistem pernafasan seperti bersin-bersin dan asma.
10. Tekanan Darah tidak normal
Bahan penguat rasa juga dapat mengacaukan tekanan darah, sehingga tekanan darah naik secara ekstrim ataupun sebaliknya.
Yuuk, sahabatku sekalian kita rubah yuk kebiasaan memasak makanan dengan msg. Bila jiwa sehat perut pun kenyang grin emotikon
https://indocropcircles.wordpress.com
KEKERASAN PADA ANAK
Bismillahirrahmanirrahim..

Sejaha-jahatnya harimau, mereka akan melindungi anak-anak nya dari ancaman musuhnya. Para induk hewan pun akan melindungi anak-anak nya hingga tumbuh dewasa nanti.
Tapi fakta membuktikan, manusia di era modern lebih kejam dari pada hewan. Contoh, kasus pemerkosaan pembunuhan dan di akhiri mutilasi oleh seorang tetangga kepada gadis kecil di daerah kalideres.

Atau seorang bapak yang tega membunuh anak nya hanya karna anaknya merengek, atau lagi seorang ibu yang tega membunuh 5 anaknya hanya karna takut tidak bisa menjadi ibu yang baik. Na'udzubillah.

Sahabatku, Sungguh fakta di lapangan sungguh memprihatinkan manusia yang diberi akal, pikiran yang sempurna nyata nya tak mampu melawan hawa nafsu ya. Sungguh ironi, bila dibandingkan dengan induk kuda yang apabila ditinggal mati anak nya selama 1 bulan ia akan meratapi kepergian anaknya, tapi mengapa seorang manusia tidak bisa berkasih sayang terhadap sesama nya? Terlebih seorang ibu yang tega membunuh anak nya yang sedang marak diberitakan di beberapa media nusantara dan dunia.

Tak hanya ibu, ayah juga bisa menjadi pelaku kekerasan terhadap anak, terutama kekerasan seksual seperti yang diungkap media belakangan ini. Di Jakarta, RI (11 th), menjadi korban perkosaan ayahnya sendiri. RI akhirnya harus kehilangan nyawa setelah menderita infeksi penyakit kelamin yang ditularkan sang ayah.
Ada juga PD (18 th), yang dipaksa melayani nafsu bejat ayah semenjak usianya 13 tahun, dan ZC (9 th) yang diperkosa ayah tirinya.
Kekerasan terhadap anak terjadi juga di lingkungan masyarakat terdekatnya dan sekolah. Fahri (3.5 th) dibunuh lantas disemen tetangganya di Surabaya. Di Medan, SN (4 th), diculik dan kemudian ditemukan telah mati dibunuh. Pelaku ternyata juga tetangganya sendiri. Keduanya menjadi korban dendam yang dipendam pelaku terhadap orangtuanya. F (5 th), disodomi 2 tetangganya, salah satunya seorang polisi. Di sekolah, ada kasus MA(15 th) yang dicabuli gurunya sendiri. Kasus terakhir adalah pemerkosaan terhadap anak kelas 6 SD oleh temannya dan seorang sopir angkot di Jakarta.
Semua kasus tersebut adalah yang terungkap di media massa. Yang tidak terungkap, kemungkinan jauh lebih besar. Selama Januari hingga Februari 2013, Komisi Nasional Perlindungan anak (Komnas PA) menerima 80 laporan kekerasan terhadap anak, 48 laporan diantaranya kekerasan seksual pada anak. Tahun 2012, Komnas PA menangani 2.637 kasus, 48 persennya adalah kekerasan seksual pada anak (Kompas, 28/02/2013).

ISLAM MENGAJARKAN UNTUK BERKASIH SAYANG

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَنُ وُدًّا
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah [911] akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.( Qs. Maryam : 96 ).
Di lain ayat Allah subhanahu ta’ala berfirman :
ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِ
Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. ( QS. Al Balad : 90 )

Tapi megapa seolah umat manusia menutup mata dan hati nya untuk selalu menganiaya sesama manusia padahal islam mengajarkan untuk selalu berkasih sayang?
Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda :
صحيح البخاري ٥٥٥٢: حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا زَكَرِيَّاءُ عَنْ عَامِرٍ قَالَ سَمِعْتُهُ يَقُولُ سَمِعْتُ النُّعْمَانَ بْنَ بَشِيرٍ يَقُولُ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَرَى الْمُؤْمِنِينَ فِي تَرَاحُمِهِمْ وَتَوَادِّهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى عُضْوًا تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ جَسَدِهِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
Shahih Bukhari 5552: Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim telah menceritakan kepada kami Zakariya` dari 'Amir dia berkata; saya mendengar An Nu'man bin Basyir berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kamu akan melihat orang-orang mukmin dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya)."

BUKAN KEKERASAN, TETAPI LEMAH-LEMBUT
 
Di tengah keluarga, anak-anak juga mempunyai hak layaknya anggota keluarga lainnya. Terutama hak untuk meraih hangatnya kasih-sayang dari orang tua atau pun penghuni rumah yang lain. Anak-anak meruapakan bagian dari keluarga yang mendapatkan perhatian dan kasih-sayang penuh, supaya pertumbuhan jasmani dan psikisnya baik.

Abu Mas'ud al Badri Radhiyallahu 'anhu pernah mengisahkan:
كُنْتُ أَضْرِبُ غُلَامًا لِي بِالسَّوْطِ فَسَمِعْتُ صَوْتًا مِنْ خَلْفِي اعْلَمْ أَبَا مَسْعُودٍ فَلَمْ أَفْهَمْ الصَّوْتَ مِنْ الْغَضَبِ قَالَ فَلَمَّا دَنَا مِنِّي إِذَا هُوَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا هُوَ يَقُولُ اعْلَمْ أَبَا مَسْعُودٍ اعْلَمْ أَبَا مَسْعُودٍ قَالَ فَأَلْقَيْتُ السَّوْطَ مِنْ يَدِي فَقَالَ: اعْلَمْ أَبَا مَسْعُودٍ أَنَّ اللَّهَ أَقْدَرُ عَلَيْكَ مِنْكَ عَلَى هَذَا الْغُلَامِ قَالَ فَقُلْتُ لَا أَضْرِبُ مَمْلُوكًا بَعْدَهُ أَبَدًا. و في رواية : فَسَقَطَ مِنْ يَدِي السَّوْطُ مِنْ هَيْبَتِهِ
"Aku pernah memukul budak lelakiku. Kemudian aku mendengar suara dari belakang yang berbunyi : "Ketahuilah, wahai Abu Mas'ud," aku tidak memahami suara itu karena larut dalam emosi. Tatkala orang itu mendekat, ternyata adalah Rasulullah. Beliau berkata : "Ketahuilah, wahai Abu Mas'ud. Sesungguhnya Allah lebih kuasa menghukummu daripada dirimu terhadap budak lelaki itu”. Ia kemudian berkata : "Setelah itu, aku tidak pernah memukul seorang budak pun". Dalam riwayat lain : "Cambukku terjatuh dari tanganku karena kewibawaan beliau"
Lihatlah bagaiman potret kehidupan islam yang penuh dengan kasih sayang, melindungi setiap anak-anak, mengajarkan kedisiplinan tapi bukan dengan kekerasan melainkan dengan lemah lembut dan berkasih sayang,

Kekerasan, disamping merupakan tindakan itu sia-sia, hal itu juga berbahaya bagi pelaku dan obyeknya. Metode mendidik dengan tindakan fisik, seperti menampar, mencubit atau memukul tidak efektif memberikan penyadaran. Justru yang sangat mungkin akan menimbulkan luka batin, trauma, serta mengganggu pertumbuhan kepribadian anak. Dia akan menjadi pendiam dengan menyimpan kebencian karena karakternya sudah hancur oleh penghinaan dan ejekan. Atau sebaliknya, sang anak menjadi hiperaktif atau dia justru mengalami depresi. Sangat mungkin pula terjadi, anak menjadi dendam saat beranjak dewasa nanti atas perlakuan orang tuanya yang menyakitkan mereka akan mengingat dan akan trauma akan kejadian tersebut atau bahkan akan melakukan hal yang sama pada anak nya nanti. Na'udzubillah..

semoga kita semua dapat menghargai semua manusia baik tua atau muda, dan melindungi setiap hak anak-anak. Aamiin

Rabu, 16 September 2015

Simply Inspire Me: "Mush'ab Bin Umair Teladan Bagi Pemuda"

Bismillahrrahmanirrahim


Sahabatku, kali ini saya mendapatkan inpirasi dari salah satu teman saya  mengenai Mush'ab Bin Umair salah satu dari sahabat Rasulullah Saw. Beliau memang tidak seterkenal Abu Bakar As-Siddiq atau Ustman Bin Affan. Tapi beliau juga salah satu sahabat Rasulullah yang patut kita jadikan cermin, sebagai pemuda dan pemudi harusnya kita mencontoh keteladanan beliau. 


Mengenal Mush'ab Bin Umair

Masa muda adalah masa dimana seseorang merasakan indahnya dunia, merasakan berbagai fasilitas yang diberikan orang tua, merasakan kenikmatan bersama teman-teman. Pada fase ini tentunya manusia akan merasakan sesuatu yang teramat menyenangkan dalam hidupnya karena masih belum terdapat beban yang berarti.

Mush’ab bin umair adalah salah satu sahabat nabi saw. Dia adalah seorang remaja Quraisy terkemuka, seorang pria tampan, jiwa penuh dan semangat kepemudaan.
Ahli riwayat melukiskan semangat kepemudaannya dengan kalimat “Seorang warga merkah yang memiliki nama paling harum”.
Ia lahir dan dibesarkan dalam kesenangan, dan tumbuh di lingkungan tersebut. Bisa digambarkan tidak ada anak-anak lain yang seberuntung Mush’ab Bin Umair, dimanjakan oleh kedua orang tuanya.
Kiranya anak muda yang serba kecukupan, biasa hidup mewah dan manja, menjadi buah bibir gadis-gadis mekah dan menjadi bintang tempat-tempat pertemuan. Hingga menjadi cerita tentang keimanan dalam semangat kepahlawanan.
Di zaman Nabi Saw, ada seorang pemuda yang kaya, berpenampilan rupawan, dan biasa dengan kenikmatan dunia. Ia adalah Mush’ab bin Umair. Ada yang menukilkan kesan pertama al-Barra bin Azib ketika pertama kali melihat Mush’ab bin Umair tiba di Madinah. Ia berkata,
رَجُلٌ لَمْ أَرَ مِثْلَهُ كَأَنَّهُ مِنْ رِجَالِ الجَنَّةِ
“Seorang laki-laki, yang aku belum pernah melihat orang semisal dirinya. Seolah-olah dia adalah laki-laki dari kalangan penduduk surga.”
Ia adalah di antara pemuda yang paling tampan dan kaya di Kota Mekah. Kemudian ketika Islam datang, ia jual dunianya dengan kekalnya kebahagiaan di akhirat.
Mush’ab bin Umair dilahirkan di masa jahiliyah, empat belas tahun (atau lebih sedikit) setelah kelahiran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dilahirkan pada tahun 571 M (Mubarakfuri, 2007: 54), sehingga Mush’ab bin Umair dilahirkan pada tahun 585 M.
Ia merupakan pemuda kaya keturunan Quraisy; Mush’ab bin Umair bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Abdud Dar bin Qushay bin Kilab al-Abdari al-Qurasyi.
Dalam Asad al-Ghabah, Imam Ibnul Atsir mengatakan, “Mush’ab adalah seorang pemuda yang tampan dan rapi penampilannya. Kedua orang tuanya sangat menyayanginya. Ibunya adalah seorang wanita yang sangat kaya. Sandal Mush’ab adalah sandal al-Hadrami, pakaiannya merupakan pakaian yang terbaik, dan dia adalah orang Mekah yang paling harum sehingga semerbak aroma parfumnya meninggalkan jejak di jalan yang ia lewati.” (al-Jabiri, 2014: 19).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا رَأَيْتُ بِمَكَّةَ أَحَدًا أَحْسَنَ لِمَّةً ، وَلا أَرَقَّ حُلَّةً ، وَلا أَنْعَمَ نِعْمَةً مِنْ مُصْعَبِ بْنِ عُمَيْرٍ
“Aku tidak pernah melihat seorang pun di Mekah yang lebih rapi rambutnya, paling bagus pakaiannya, dan paling banyak diberi kenikmatan selain dari Mush’ab bin Umair.” (HR. Hakim).
Ibunya sangat memanjakannya, sampai-sampai saat ia tidur dihidangkan bejana makanan di dekatnya. Ketika ia terbangun dari tidur, maka hidangan makana sudah ada di hadapannya.
Demikianlah keadaan Mush’ab bin Umair. Seorang pemuda kaya yang mendapatkan banyak kenikmatan dunia. Kasih sayang ibunya, membuatnya tidak pernah merasakan kesulitan hidup dan kekurangan nikmat.
Cahaya Islam Pun Datang
Orang-orang pertama yang menyambut dakwah Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah istri beliau Khadijah, sepupu beliau Ali bin Abi Thalib, dan anak angkat beliau Zaid bin Haritsah radhiyallahu ‘anhum. Kemudian diikuti oleh beberapa orang yang lain. Ketika intimidasi terhadap dakwah Islam yang baru saja muncul itu kian menguat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamberdakwah secara sembunyi-sembunyi di rumah al-Arqam bin Abi al-Arqamradhiyallahu ‘anhu. Sebuah rumah yang berada di bukit Shafa, jauh dari pengawasan orang-orang kafir Quraisy.
Mush’ab bin Umair yang hidup di lingkungan jahiliyah; penyembah berhala, pecandu khamr, penggemar pesta dan nyanyian, Allah beri cahaya di hatinya, 
Suatu hari anak muda ini mendengar berita yang telah tersebar luas di kalangan warga Mekah mengenai Muhammad saw., yang mengatakan bahwa dirinya telah diutus Allah sebagai pembawa berita suka maupun duka, sebagai da’I yang mengajak umatnya beribadah kepada Allah Yang Maha Esa.
Sementara perhatian warga mekah terpusat pada berita itu, dan tidak ada pembicaraan mereka yang lain selain berita Rasulullah saw., serta agama yang dibawanya, anak muda yang manja ini paling banyak mendengar berita tersebut. Walaupun usianya yang terbilang masih muda, tetapi ia menjadi bunga majlis tempat-tempat pertemuan yang selalu diharapkan kehadirannya oleh para anggota dan teman-temannya
sehingga ia mampu membedakan manakah agama yang lurus dan mana agama yang menyimpang. Manakah ajaran seorang Nabi dan mana yang hanya warsisan nenek moyang semata. Dengan sendirinya ia bertekad dan menguatkan hati untuk memeluk Islam. Ia mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di rumah al-Arqam dan menyatakan keimanannya.
Diantara berita yang didengarnya, bahwa Rasulullah bersama pengikutnya biasa mengadakan pertemuan di suatu tempat yang terhindar jauh dari gangguan gerombolan Quraisy dan ancaman-ancamannya, yaitu di bukit Shafa di rumah Arqam bin Abil Arqam.
Keraguannya yang tak berujung, suatu sore dengan didorong rasa kerinduannya pergilah ia ke rumah Arqam menyertai rombongan itu. Di tempat itu Rasulullah saw., sering berkumpul bersama para sahabatnya. Tempat mengajarkannya ayat-ayat suci al-qur’an dan membawa mereka shalat beribadah kepada Allah Yang Maha Besar.
Baru saja Mush’ab mengambil tempat duduknya, ayat-ayat al-qur’an mulai mengalir dari kalbu Rasulullah, bergema melalui bibirnya hingga sampai ke telinga, meresap dihati para pendengar. Di sore itu Mush’ab pun terpesona oleh untaian kalimat Rasulullah yang tepat mengenai kalbunya.
Hampir saja anak muda itu terangkat dari tempat duduknya karena rasa haru, dan serasa terbang karena bahagia. Tetapi Rasulullah mengulurkan tangannya yang penuh berkah dan kasih saying dan mengurut dada pemuda yang sedang panas bergejolak hingga menjadi hati yang tenang dan damai. Pemuda yang telah Islam dan iman tersebut terlihat telah memiliki ilmu dan hikmah yang luas berlipat ganda dan memiliki kepekaan hati yang mampu merubah jalan sejara

Kemudian Mush’ab menyembunyikan keislamannya sebagaimana sahabat yang lain, untuk menghindari intimidasi kafir Quraisy. Dalam keadaan sulit tersebut, ia tetap terus menghadiri majelis Rasulullah untuk menambah pengetahuannya tentang agama yang baru ia peluk. Hingga akhirnya ia menjadi salah seorang sahabat yang paling dalam ilmunya. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutusnya ke Madinah untuk berdakwah di sana.
Pengorbanan Demi Kebenaran Cahaya Islam
Namun di kota Mekah tidak ada rahasia yang tersembunyi. Mata kaum Quraisy berkeliaran dimana-mana mengikuti setiap langkah dan menelusuri setiap jejak.
Suatu hari Utsmani bin Thalhah melihat Mush’ab bin Umair sedang beribadah kepada Allah Ta’ala, maka ia pun melaporkan apa yang ia lihat kepada ibunda Mush’ab. Saat itulah periode sulit dalam kehidupan pemuda yang terbiasa dengan kenikmatan ini dimulai.
Mengetahui putra kesayangannya meninggalkan agama nenek moyang, ibu Mush’ab kecewa bukan kepalang. Ibunya mengancam bahwa ia tidak akan makan dan minum serta terus beridiri tanpa naungan, baik di siang yang terik atau di malam yang dingin, sampai Mush’ab meninggalkan agamanya. Saudara Mush’ab, Abu Aziz bin Umair, tidak tega mendengar apa yang akan dilakukan sang ibu. Lalu ia berujar, “Wahai ibu, biarkanlah ia. Sesungguhnya ia adalah seseorang yang terbiasa dengan kenikmatan. Kalau ia dibiarkan dalam keadaan lapar, pasti dia akan meninggalkan agamanya”. Mush’ab pun ditangkap oleh keluarganya dan dikurung di tempat mereka.
Hari demi hari, siksaan yang dialami Mush’ab kian bertambah. Tidak hanya diisolasi dari pergaulannya, Mush’ab juga mendapat siksaan secara fisik. Ibunya yang dulu sangat menyayanginya, kini tega melakukan penyiksaan terhadapnya. Warna kulitnya berubah karena luka-luka siksa yang menderanya. Tubuhnya yang dulu berisi, mulai terlihat mengurus.
Berubahlah kehidupan pemuda kaya raya itu. Tidak ada lagi fasilitas kelas satu yang ia nikmati. Pakaian, makanan, dan minumannya semuanya berubah. Ali bin Abi Thalib berkata, “Suatu hari, kami duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di masjid. Lalu muncullah Mush’ab bin Umair dengan mengenakan kain burdah yang kasar dan memiliki tambalan. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallammelihatnya, beliau pun menangis teringat akan kenikmatan yang ia dapatkan dahulu (sebelum memeluk Islam) dibandingkan dengan keadaannya sekarang…” (HR. Tirmidzi No. 2476).
Zubair bin al-Awwam mengatakan, “Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang duduk dengan para sahabatnya di Masjid Quba, lalu muncullah Mush’ab bin Umair dengan kain burdah (jenis kain yang kasar) yang tidak menutupi tubuhnya secara utuh. Orang-orang pun menunduk. Lalu ia mendekat dan mengucapkan salam. Mereka menjawab salamnya. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memuji dan mengatakan hal yang baik-baik tentangnya. Dan beliau bersabda, “Sungguh aku melihat Mush’ab tatkala bersama kedua orang tuanya di Mekah. Keduanya memuliakan dia dan memberinya berbagai macam fasilitas dan kenikmatan. Tidak ada pemuda-pemuda Quraisy yang semisal dengan dirinya. Setelah itu, ia tinggalkan semua itu demi menggapai ridha Allah dan menolong Rasul-Nya…” (HR. Hakim No. 6640).
Saad bin Abi Waqqash radhiayallahu ‘anhu berkata, “Dahulu saat bersama orang tuanya, Mush’ab bin Umair adalah pemuda Mekah yang paling harum. Ketika ia mengalami apa yang kami alami (intimidasi), keadaannya pun berubah. Kulihat kulitnya pecah-pecah mengelupas dan ia merasa tertatih-taih karena hal itu sampai-sampai tidak mampu berjalan. Kami ulurkan busur-busur kami, lalu kami papah dia.” (Siyar Salafus Shaleh oleh Ismail Muhammad Ashbahani, Hal: 659).
Demikianlah perubahan keadaan Mush’ab ketika ia memeluk Islam. Ia mengalami penderitaan secara materi. Kenikmatan-kenikmatan materi yang biasa ia rasakan tidak lagi ia rasakan ketika memeluk Islam. Bahkan sampai ia tidak mendapatkan pakaian yang layak untuk dirinya. Ia juga mengalami penyiksaan secara fisik sehingga kulit-kulitnya mengelupas dan tubuhnya menderita. Penderitaan yang ia alami juga ditambah lagi dengan siksaan perasaan ketika ia melihat ibunya yang sangat ia cintai memotong rambutnya, tidak makan dan minum, kemudian berjemur di tengah teriknya matahari agar sang anak keluar dari agamanya. Semua yang ia alami tidak membuatnya goyah. Ia tetap teguh dengan keimanannya.
Demikianlah beberapa lama Mush’ab tinggal didalam kurungan sampai saat kaum muslimin hijrah ke habsyi. Mendengar berita hijrah ini, Mush’ab berhasil mengelabui ibu dan penjaga-penjaganya dan pergi ke habsyi untuk melindungi diri. Ia tinggal disana bersama saudara-saudaranya sesama kaum muhajirin, lalu pulang ke Mekah. Lalu dia pergi lagi hijrah untuk kedua kalinya bersama para sahabat atas petunjuk Rasulullah dank arena taat kepadanya.
Baik di Habsyi ataupun di Mekah, Ujian dan penderitaan yang harus dilalui Mush’ab kian meningkat. Ia telah selesai dan berhasil menempa corak kehidupannya seperti yang diajarkan oleh Muhammad saw. Ia merasa bahagia bahwa hidupnya telah layak untuk pengorbanannya terhadap Penciptanya Yang Maha Tinggi, Tuhannya Yang Maha Besar.
Pada suatu hari ia tampil dihadapan beberapa kaum muslimin yang sedang duduk di sekeliling Muhammad saw. Demi memandang Mush’ab, mereka menundukkan kepala dan memejamkan mata, sementara beberapa orang matanya basar penuh dengan duka. Mereka melihat mush’ab menggunakan jubah using dengan tambal-tambal dibajunya. Kaum muslimin masih belum lupa ketika mereka pertama kali bertemu dengan Mush’ab sebelum ia masuk Islam. Bajunya bagaikan bunga di taman, warna warni dan menghamburkan bau yang wangi.
Rasulullah menatapnya dengan pandangan penuh arti, disertai cinta kasih dan syukur dalam hati, pada kedua bibirnya mengantarkan senyuman mulia seraya bersabda:
“Dahulu saya lihat Mush’ab ini tiada yang mengimbangi dalam memperoleh kesenangan dari orang tuanya, kemudian ditinggalkannya semua itu demi cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya.
Semenjak ibunya merasa putus asa untuk membawa Mush’ab kembali ke agamanya yang lama, ia telah menghentikan segala pemberian yang biasa dilimpahkan kepadanya, bahkan ia tak sudi nasinya dimakan oleh orang yang mengingkari berhala dan mengharapkan kutukan walau anak kandungnya sendiri. Akhir pertemuannya ketika Mush’ab kembali dari Habsyi, ibunya mencoba untuk mengurung anaknya lagi. Ia pun bersumpah dan menyatakan tekadnya untuk membunuh orang-orang suruhan ibunya bila rencana itu dilakukan. Karena sang ibu telah melihat kebulatan tekad puteranya yang telah mengambil keputusan, tak ada jalan lain baginya kecuali melepasnya dengan cucuran air mata, sementara Mush’ab mengucapkan selamat berpisah dengan menangis pula.
Saat perpisahan itu menggambarkan kepada kita kegigihan luar biasa dalam kekafiran pihak ibu, dan sebaliknya kebulatan tekad yang lebih besar dalam mempertahankan keimanan pada pihak anak.
Ketika sang ibu mengusir anaknya sambil berkata, “Pergilah sesuka hatimu! Aku bukan ibumu la”. Maka mush’ab menghampiri ibunya sambil berkata, “Wahai bunda! Telah anakmu sampaikan nasihat ini kepada bunda, dan anakmu menaruh kasihan terhadap bunda. Karena itu saksikanlah bahwa Tiada tuhan melainkan Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya”. Dengan murka dan naik darah ibunya menyahut, “Demi bintang! Sekali-kali aku takkan masuk ke dalam agamamu itu. Otakku bisa rusak, dan buah pikiranku takkan diindahkan orang lagi”.
Demikian Mush’ab meninggalkan kemewahan dan kesenangan yang dialaminya selama itu dan memilih hidup miskin dan sengsara. Pemuda tampan itu kini menjadi orang yang melarat dengan pakaiannya yang kasar dan using, sehari makan dan beberapa hari menderita lapar. Tapi jiwanya yang telah dihiasi dengan ‘aqidah suci dan cemerlang berkat tuntunan sang Ilahi, telah merubah dirinya menjadi seorang yang dihormati, penuh wibawa dan disegani.
Pemuda yang Menjadi Duta Umat Muslim
Suatu hari Mush’ab diberikan tugas yang sangat penting oleh Rasulullah. Ia menjadi duta atau utusan Rasulullah ke Madinah untuk mengajarkan seluk beluk agama kepada orang-orang Anshar yang telah beriman kepada Rasulullah di bukit ‘Aqabah. Disamping itu mengajak orang-orang lain untuk menganut agama Allah, serta mempersiapkan kota Madinah untuk menyambut hijratul Rasul sebagai peristiwa besar.
Sebenarnya dikalangan sahabat ketika itu masi banyak yang lebih tua, lebih berpengaruh dan lebih dekat hubungan keluarganya dengan Rasulullah dari pada Mush’ab. Tetapi Rasulullah menjatuhkan pilihannya kepada “Mush’ab yang baik”. Dan bukan tidak menyadari sepenuhnya bahwa dia telah memikulkan tugas amat penting keatas pundak anak muda itu, dan menyerahkan nasib agama islam di kota Madinah, suatu kota yang tak lama lagi menjadi kota hijrah, pusat para da’I dan da’wah, tempat berhimpunnya penyebar agama dan pembela Islam.
Mush’ab memikul amanat itu dengan bekal karunia Allah kepadanya, berupa pikiran yang cerdas dan budi yang luhur. Dengan sifat Zuhud, kejujuran dan kesungguhan hati, ia berhasil melunakkan dan menawan hati penduduk Madinah hingga mereka berduyun-duyun masuk Islam.
Sesampainya di Madinah, didapatinya kaum muslimin disana tidak lebih dari 12 orang. Yakni hanya orang-orang yang telah ba’iat di bukit ‘Aqabah. Tetapi tiada sampai beberapa bulan kemudian, meningkatlah orang yang sama-sama memenuhi panggilan Allah dan Rasul-Nya.
Pada musim haji berikutnya dari perjanjian ‘Aqabah, kaum muslimin Madinah mengirim perutusan yang mewakili mereka menemui Nabi. Dan perutusan itu dipimpin oleh guru mereka, oleh duta yang dikirim Nabi kepada mereka, yaitu Mush’ab bin Umair.
Dengan tindakannya yang tepat dan bijaksana, Mush’ab bin Umair telah membuktikan bahwa pilihan Rasulullah saw., atas dirinya itu tepat. Ia memahami tugas dengan sepenuhnya, hingga tak terlanjur melampaui batas yang telah ditetapkan. Ia sadar bahwa tugasnya adalah menyeru kepada Allah, menyampaikan berita gembira, lahirnya suatu agama yang mengajak manusia mencapai hidayah Allah, membimbing mereka ke jalan yang lurus. Akhlaqnya mengikuti pola hidup Rasulullah yang diimaninya.
Di Madinah Mush’ab tinggal sebagai tamu di rumah As’ad bin Zararah. Dengan didampingi As’ad, ia pergi mengunjungi kabilah-kabilah, rumah-rumah dan tempat-tempat pertemuan untuk membacakan ayat-ayat kitab suci dan Allah, menyampaikan kalimatullah, “bahwa Allah Tuhan Maha Esa” secara hati-hati.
Pernah ia menghadapi beberapa peristiwa yang mengancam keselamatan diri serta sahabatnya, yang nyaris celaka kalau tidak karena kecerdasan, akal dan kebesaran jiwanya. Suatu hari, ketika ia sedang memberikan khutbah kepada orang-orang, tiba-tiba disergap Usaid bin Hudlair kepada suku kabilah Abdul Asyhal di Madinah. Bukan main marah dan murkanya Usaid, menyaksikan Mush’ab yang dianggap akan mengacau dan menyelewengkan anak buahnya dari agama mereka, serta mengemukakan Tuhan Yang Maha Esa yang belum pernah mereka kenal dan dengar sebelum itu. 
Padahal menurut anggapan Usaid, tuhan-tuhan mereka yang bersimpuh lena di tempatnya masing-masing mudah dihubungi. Jika seseorang memerlukan salah satu diantaranya, tentulah ia akan tau dimana tempatnya dan segera mengunjunginya untuk memaparkan kesulitan serta menyampaikan permohonan. Demikianlah yang tergambar dan terbayang dalam fikiran suku Abdul Asyhal. Tetapi Tuhannya Muhammad saw., yang diserukan beribadah kepada-Nya oleh utusan yang dating kepada mereka itu, tiadalah yang mengetahui tempat-Nya dan tak seorangpun yang dapat melihat-Nya.
Demi dilihat kedatangan Usaid bin Hudlair yang murka bagaikan api yang sedang berkobar kepada orang-orang Islam yang duduk bersama Mush’ab, merekapun merasa kecut dan takut. Tetapi “Mush’ab yang baik” tetap tinggal tenang dengan raut muka yang tidak berubah. Bagaikan singa yang hendak menerkam, Usaid berdiri didepan Mush’ab dan As’ad bin Zararah , bentaknya, “Apa maksud kalian datang ke kampung kami ini, apakah hendak membodohi rakyat kecil kami? Tinggalkan segera tempat ini, jika tak ingin nyawa kalian melayang”.
Tenangnya seakan samudra yang dalam, terpancarlah ketulusan hati “Mush’ab yang baik” dan bergeraklah lidahnya mengeluarkan ucapan halus, katanya, “kenapa tidak duduk dan mendengarkan dulu? Seandainya anda menyukai nanti, anda dapat menerimanya. Sebaliknya jika tidak, kami akan menghentikan apa yang anda tidak sukai itu!”.
Konon Usaid adalah seorang berakal dan berfikiran sehat. Dan sekarang ini ia diajak Mush’ab untuk berbicara dan meminta pertimbangan kepada hati nuraninya sendiri. Yang dimintanya hanyalah agar ia bersedia mendengar dan bukan hal lainnya. Jika ia menyetujui, ia akan membiarkan Mush’ab dan jika tidak maka Mush’ab akan meninggalkan kampung dan masyarakat mereka untuk mencari tempat dan masyarakat lain, dengan tidak merugikan atau merugikan orang lain.
“Sekarang saya insaf”, ujar Usaid. Demi Mush’ab membacakan ayat-ayat al-qur’an dan menguraikan da’wah yang dibawanya oleh Muhammad saw., maka dada Usaid pun mulai terbuka dan bercahaya, beralun berirama mengikuti naik turunnya suara serta meresapi keindahannya. Dan belum lagi Mush’ab selesai dari uraiannya. Usaid pun berseru kepadanya dan kepada sahabatnya, “Alangkah indah dan benar ucapan itu! Dan apakah yang harus dilakukan oleh orang yang hendak masuk agama ini?”. Maka sebagai jawabannya gemuruhlah suara tahlil, serempak seakan hendak menggoncang bumi. Kemudian ujar Mush’ab, “Hendaklah ia mensucikan diri, pakaian dan badannya, serta bahwa tiada Tuhan melainkan Allah”.
Setelah berhasil mengislamkan Usaid bin Hudair, Mush’ab berangkat menuju Saad bin Muadz. Mush’ab berkata kepada Saad, “Bagaimana kiranya kalau Anda duduk dan mendengar (apa yang hendak aku sampaikan)? Jika engkau ridha dengan apa yang aku ucapkan, maka terimalah. Seandainya engkau membencinya, maka aku akan pergi”. Saad menjawab, “Ya, yang demikian itu lebih bijak”. Mush’ab pun menjelaskan kepada Saad apa itu Islam, lalu membacakannya Alquran.
Saad memiliki kesan yang mendalam terhadap Mush’ab bin Umair radhiyallahu ‘anhudan apa yang ia ucapkan. Kata Saad, “Demi Allah, dari wajahnya, sungguh kami telah mengetahui kemuliaan Islam sebelum ia berbicara tentang Islam, tentang kemuliaan dan kemudahannya”. Kemudian Saad berkata, “Apa yang harus kami perbuat jika kami hendak memeluk Islam?” “Mandilah, bersihkan pakaianmu, ucapkan dua kalimat syahadat, kemudian shalatlah dua rakaat”. Jawab Mush’ab. Saad pun melakukan apa yang diperintahkan Mush’ab.
Setelah itu, Saad berdiri dan berkata kepada kaumnya, “Wahai Bani Abdu Asyhal, apa yang kalian ketahui tentang kedudukanku di sisi kalian?” Mereka menjawab, “Engkau adalah pemuka kami, orang yang paling bagus pandangannya, dan paling lurus tabiatnya”.
Lalu Saad mengucapkan kalimat yang luar biasa, yang menunjukkan begitu besarnya wibawanya di sisi kaumnya dan begitu kuatnya pengaruhnya bagi mereka, Saad berkata, “Haram bagi laki-laki dan perempuan di antara kalian berbicara kepadaku sampai ia beriman kepada Allah dan Rasul-Nya!”
Tidak sampai sore hari seluruh kaumnya pun beriman kecuali Ushairim.
Karena taufik dari Allah kemudian buah dakwah Mush’ab, Madinah pun menjadi tempat pilihan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya hijrah. Dan kemudian kota itu dikenal dengan Kota Nabi Muhammad (Madinah an-Nabawiyah).
Wafatnya Sang Duta Muslim
Mush’ab bin Umair adalah pemegang bendera Islam di peperangan. Pada Perang Uhud, ia mendapat tugas serupa. Muhammad bin Syarahbil mengisahkan akhir hayat sahabat yang mulia ini. Ia berkata:
Mush’ab bin Umair radhiyallahu ‘anhu membawa bendera perang di medan Uhud. Lalu datang penunggang kudak dari pasukan musyrik yang bernama Ibnu Qumai-ah al-Laitsi (yang mengira bahwa Mush’ab adalah Rasulullah), lalu ia menebas tangan kanan Mush’ab dan terputuslah tangan kanannya. Lalu Mush’ab membaca ayat:
وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ ۚ
“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul.” (QS. Ali Imran: 144).
Bendera pun ia pegang dengan tangan kirinya. Lalu Ibnu Qumai-ah datang kembali dan menebas tangan kirinya hingga terputus. Mush’ab mendekap bendera tersebut di dadanya sambal membaca ayat yang sama:
وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ ۚ
“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul.” (QS. Ali Imran: 144).
Kemudian anak panah merobohkannya dan terjatuhlah bendera tersebut. Setelah Mush’ab gugur, Rasulullah menyerahkan bendera pasukan kepada Ali bin Abi Thalib (Ibnu Ishaq, Hal: 329).
Lalu Ibnu Qumai-ah kembali ke pasukan kafir Quraisy, ia berkata, “Aku telah membunuh Muhammad”.
Setelah perang usai, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memeriksa sahabat-sahabatnya yang gugur. Abu Hurairah mengisahkan, “Setelah Perang Uhud usai, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mencari sahabat-sahabatnya yang gugur. Saat melihat jasad Mush’ab bin Umair yang syahid dengan keadaan yang menyedihkan, beliau berhenti, lalu mendoakan kebaikan untuknya. Kemudian beliau membaca ayat:
مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَىٰ نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ ۖ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلًا
“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merubah (janjinya).” (QS. Al-Ahzab: 23).
Kemudian beliau mempersaksikan bahwa sahabat-sahabatnya yang gugur adalah syuhada di sisi Allah.
Setelah itu, beliau berkata kepada jasad Mush’ab, “Sungguh aku melihatmu ketika di Mekah, tidak ada seorang pun yang lebih baik pakaiannya dan rapi penampilannya daripada engkau. Dan sekarang rambutmu kusut dan (pakaianmu) kain burdah.”
Tak sehelai pun kain untuk kafan yang menutupi jasadnya kecuali sehelai burdah. Andainya ditaruh di atas kepalanya, terbukalah kedua kakinya. Sebaliknya, bila ditutupkan ke kakinya, terbukalah kepalanya. Sehingga Rasulullah bersabda, “Tutupkanlah kebagian kepalanya, dan kakinya tutupilah dengan rumput idkhir.”
Mush’ab wafat setelah 32 bulan hijrahnya Nabi ke Madinah. Saat itu usianya 40 tahun.
Para Sahabat Mengenang Mush’ab bin Umair
Di masa kemudian, setelah umat Islam jaya, Abdurrahman bin Auf radhiyallahu ‘anhuyang sedang dihidangkan makanan mengenang Mush’ab bin Umair. Ia berkata, “Mush’ab bin Umair telah wafat terbunuh, dan dia lebih baik dariku. Tidak ada kain yang menutupi jasadnya kecuali sehelai burdah”. (HR. Bukhari no. 1273). Abdurrahman bin Auf pun menangis dan tidak sanggup menyantap makanan yang dihidangkan.
Khabab berkata mengenang Mush’ab, “Ia terbunuh di Perang Uhud. Ia hanya meninggalkan pakaian wool bergaris-garis (untuk kafannya). Kalau kami tutupkan kain itu di kepalanya, maka kakinya terbuka. Jika kami tarik ke kakinya, maka kepalanya terbuka. Rasulullah pun memerintahkan kami agar menarik kain ke arah kepalanya dan menutupi kakinya dengan rumput idkhir…” (HR. Bukhari no.3897).
Penutup
Semoga Allah meridhai Mush’ab bin Umair dan menjadikannya teladan bagi pemuda-pemuda Islam. Mush’ab telah mengajarkan bahwa dunia ini tidak ada artinya dibanding dengan kehidupan akhirat. Ia tinggalkan semua kemewahan dunia ketika kemewahan dunia itu menghalanginya untuk mendapatkan ridha Allah.
Mush’ab juga merupakan seorang pemuda yang teladan dalam bersemangat menuntut ilmu, mengamlakannya, dan mendakwahkannya. Ia memiliki kecerdasan dalam memahami nash-nash syariat, pandai dalam menyampaikannya, dan kuat argumentasinya.
Sumber:
al-Jabiri, Adnan bin Sulaiman. 2014. Shirah ash-Shahabi al-Jali: Mush’ab bin Umair. Jeddah: Dar al-Waraq al-Tsaqafah
Mubarakfury, Shafiyurrahman. 2007. ar-Rahiq al-Makhtum. Qatar: Wizarah al-Awqaf wa asy-Syu-un al-Islamiyah 

Selasa, 15 September 2015

Simply Inspire Me: "Don't Judge Someone From The Outside. Lihatlah Dan Cermati Lebih Dalam

Bismillahirrahmanirrahim..


Sahabatku, kali ini saya membuat sebuah tulisan yang sederhana namun inshaa Allah penuh makna. Cerita ini saya ambil dari seorang sahabat saya yang bernama *Bulan Syurga Pertama* atau kita sebut saja Marwan :D

Ada kisah unik yang saya telisik dari kehidupan nya, yang saya sendiri heran dan merasa beruntung berteman dengan nya. Di tengah problematika keadaan perekonomian yang melanda Indonesia, peran figur ayah yang menjadi penopang kehidupan keluarga terkadang membatasi diri untuk mendidik anak-anak nya, dikarenakan kelelahan atau persepsi bahwa ayah hanya mencari nafkah, dan ibu yang mendidik anak nya.

Tapi ini lain cerita, aku berteman dengan seorang masih Single, tapi mempunyai ketertarikan pada dunia anak-anak. Whaaaat? What To The Whaaat? Yaaaps! Dunia anak-anak. Jarang sekali kan kita lihat apa anak muda pria yang punya ketertarikan pada dunia anak-anak? Padahal di umurnya yang masih muda, dengan rentetan pergaulan ala zaman modern kok ada yang mau jadi pemerhati anak-anak?

Lihatlah dan cermati ada banyak anak muda di muka bumi ini yang menghabiskan waktu  untuk bermain yang sia-sia, memikirkan hal yang tidak bermanfaat, terlalu memfokuskan diri dengan aktivitas pacaran yang tidak ada manfaatnya, atau mengikuti suatu komunitas yang hanya menghamburkan waktu dan tenaga.

Introduce Marwan

Yaa, namanya Marwan seorang pemuda yang belia yang mengabdikan diri di beberapa sekolah untuk mengajarkan dan mendidik anak-anak menuju perubahan yang lebih baik. Mengajarkan kedisiplinan dan berbagai ilmu pramuka yanng bermanfaat. Baginya melihat senyum anak-anak dan melihat mereka tertawa adalah kebahagiaan tersendiri baginya. Melihat mereka meraih prestasi dalam beberapa bidang merupakan kebanggaan yang tak bisa di lukiskan dengan kata-kata.


Panggilan Jiwa..

Aku mencoba menelaah lebih jauh mengapa seorang pria muda tertarik pada dunia anak-anak. Dan jawaban nya adalah  Panggilan Jiwa.. Yaa ini jawaban nya sekali lagi Panggilan Jiwa..
Panggilan jiwa adalah sesuatu yang dirasakan di dalam hati dan benak manusia, yang dilaksanakan dengan ikhlas dan tanpa pamrih karena merupakan bentuk dari aktualisasi diri dan batin.. 

Kalau ditelisik lebih jauh, anak didik dari Marwan ini seperti nya senang akan kehadiran nya. Anak-anak itu bagai kertas putih yang polos, yang tahu bagaimana yang tulus dan yanng berpura-pura. Sudah dapat dipastikan kalaulah Marwan mengajar anak-anak dari ketulusan yang mmerupakan panggilan jiwanya.

Ternyata Rasulullah pun mengajarkan dan agar pria ikut terjun langsung loh dalam urusan pendidikan anak-anak

Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda:
إِنِّى لَأَدْخُلُ فِى الصَّلاَةِ وَأَنَا أُرِيْدُ إِطَالَتَهَا ، فَأَسْمَعُ بُكَاءَ الصَّبِىِّ ، فَأَتَجَوَّزُ فِى صَلاَتِى مِمَّا أَعْلَمُ مِنْ شِدَّةِ وَجْدِ أُمِّهِ مِنْ بُكَائِهِ
"Sungguh ketika aku telah mulai melaksanakan shalat, sedangkan aku ingin memanjangkannya. Namun aku kemudian mendengar tangisan anak kecil, maka saya pun mempercepat shalat karena saya tahu perasaan sedih ibunya disebabkan tangisan itu.
Dalam Islam, peran mendidik anak bukan lah mutlak kewajiban seorang ibu, tetapi justeru dalam al-Qur’an banyak kisah-kisah yang menceritakan besarnya peran ayah dalam pendidikan anak. Salah satu contoh yang paling jelas adalah kisah Luqman yang sedang memberikan nasihat kepada anak-anaknya di surat Luqman (surat 31 ayat 13 dan seterusnya..).
Begitu juga kita bisa melihat sejarah nabi-nabi dan Rosul yang kental dengan kuatnya peran ayah dalam pendidikan mereka, seperti kisah nabi Sulaiman yang dididik oleh ayahnya, nabi Daud, khusus untuk menggantikan posisinya sebagai raja, atau Nabi Yusuf yang mendapatkan curahan kasih sayang dari Nabi Ya’kub sehingga sampai membuat iri saudara-saudaranya yang lain. Juga Rosulullah sendiri, yang meskipun ditinggal oleh ayahnya sejak dalam kandungan, tapi peran sang ayah ini tergantikan oleh kakek dan pamannya yang mengasuhnya di waktu beliau kecil dan sedikit banyak menyuburkan sifat-sifat kepemimpinan dan bakat dagang beliau setelah dewasa.
Tentu saja semua hal ini tidak terlepas dari tarbiyah Robbaniyyah (pendidikan langsung dari Allah) mengingat tugas-tugas mereka sebagai Nabi dan Rosul, namun dari kisah-kisah Nabi dan Rosul tersebut terlihat jelas peranan ayah dalam pendidikan putera-puteranya.
Di kalangan tokoh gerakan Islam, terdapat sosok Hasan Al-Banna yang menceritakan peran ayahnya dalam mendorong pengembangan potensi beliau (diantara pengaruh guru-gurunya yang lain) sehingga beliau bisa mendirikan gerakan Islam terbesar di abad ini. Seorang tokoh pergerakan Islam Indonesia, Buya Hamka, bahkan memiliki kenangan tersendiri tentang ayahnya, yang sekaligus juga gurunya, sampai-sampai beliau menuliskan buku khusus, yang berjudul : “ Ayahku: Riwayat Hidup Dr. H. Abd. Karim Amrullah dan Perjuangan Kaum Agama di Sumatera”.
Uniknya, dari semua kisah-kisah dalam Al-Qur’an, tidak ada satu pun yang khusus menyebutkan pengaruh peran ibu dalam kehidupannya secara detil melalui dialog-dialog antara ayah dan anak seperti pada kisah-kisah di atas, hatta pada nabi yang sejak kecil hanya di asuh oleh ibunya, seperti Nabi Isa dan Nabi Ismail. Begitu juga catatan tokoh-tokoh Islam terkemuka di atas, tidak terungkap peran ibu dalam mempengaruhi kepribadian mereka. Setahu penulis hanya hadis-hadist Rosulullah saja yang menegaskan pentingnya peran wanita dalam pendidikan anak-anaknya.
Hal ini dapat menunjukkan besarnya pengaruh peran ayah dalam perkembangan anak, bisa juga untuk menunjukkan bahwa dalam Islam, tidak ada batasan yang tegas antara peran ibu dan peran ayah dalam pendidikan anak, wallahu a’lam.Hal ini menarik untuk di kaji dan di teliti oleh para ahli agama dan psikologi abad ini.
Dalam penelitian-penelitian terakhir, membuktikan pentingnya peran ayah dalam pendidikan anak-anaknya. John Gottman dan Joan De Claire dalam buku “Kiat-kiat Membesarkan Anak yang Memiliki Kecerdasan Emosional” mengungkapkan beberapa hasil penelitian tentang pentingnya peran ayah dalam pendidikan anak-anaknya, khususnya dalam perkembangan emosional sang anak.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa keterlibatan ayah dalam kehidupan perkembangan anak laki-laki menghasilkan kesuksesan dalam persahabatan dan prestasi akademis anak, sedangkan bagi anak perempuan, membuat anak cenderung tidak longgar dalam aktivitas seksual dan lebih bisa membangun hubungan yang sehat ketika dewasa.
Perbedaan cara pengasuhan ayah dan ibu saat kecil juga menimbulkan efek yang berbeda pada anak-anak dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Anak di usia lima bulan yang mengalami hubungan positif dengan ayah, membuat ia lebih nyaman dan lebih sedikit menangis ketika berada di antara orang dewasa yang asing baginya, dibanding anak yang tidak memiliki hubungan positif dengan sang ayah.
Dalam buku itu juga disebutkan, gaya pengasuhan ayah yang cenderung lebih pada permainan fisik seperti mengayun-ayun, mengangkat dan menggelitik menghasilkan roller coaster emosi yang menolong anak mempelajari emosi-emosi takut dan senang serta memperhatikan reaksi sang ayah ketika ia mengungkapkan perasaannya melalui jeritan dan tawanya. Anak juga belajar bagaimana menenangkan kembali emosinya di saat permainan tersebut selesai. Selain itu juga terungkap, anak-anak yang memiliki hubungan positif dan menyenangkan dengan sang ayah cenderung lebih populer dibandingkan anak-anak yang tidak memiliki hubungan tersebut.
Dari sumber-sumber di atas jelaslah pentingnya peran ayah dalam pendidikan anak. Sayangnya, saat ini, hanya sedikit para ayah yang mau dan bersedia menyediakan waktunya khusus untuk pendidikan anak, terutama bagi para mahasiswa dan pekerja yang tinggal di Jepang, mungkin bisa dihitung berapa banyak waktu yang tersisa untuk pendidikan anak-anaknya. Kebanyakan peran tersebut berada di tangan para ibu yang punya lebih banyak waktu untuk berada di rumah dibandingkan dengan sang ayah.

Lihatlah dan Cermati Lebih Dalam
Kesimpulan dari cerita Marwan tadi adalah, Bagaimana sosok pria mempunyai peran penting dalam dunia pendidikan anak-anak. Meskipun dengan kondisi yang masih muda dan dengan segala keterbatasan. Setiap manusa diberikan kreatifitas dengan panggilan jiwanya masing-masing, dari contoh Marwan yang bertahun-tahun mendidik anak-anak walaupun dengan keterbatasan nya. Dengan kunci utama ikhlas dan sabar gunakan ilmu yang kalian punya menjadi bermanfaat bagi semuanya.
Tak peduli berapa usia kita, berapa ilmu yang kita punya, Ataukah kita sudah menikah atau belum. Bukankah mengamalkan ilmu adalah kewajiban? Bukankah menyayangi anak-anak merupakan kewajiban setiap umat manusia?
Semoga kita semua dapat mengambil Ibroh dari cerita singkat ini. :)

#WonderrfulPray #ThanksMarwan

Minggu, 13 September 2015

Simply Inspire Me "Laa Tahzan Girls!! Allah Sudah Menjawab"

Bismillahirrahmanirrahim

Sahabatku, pernahkah kalian merasa bahwasanya hanya kita saja yang mempunyai masalah? Atau pernahkah kita merasa mengapa hanya kita yang ditimpa musibah? Pernahkah kita merasa mengapa harus ada ujian kehidupan?

Sahabatku, pertanyaan itu adalah pertanyaan yang menimpa diri kita ketika di landa futur, masalah yang bertubi-tubi. Masalah yang dihadapi begitu berat. Masalah yang tak kunjung selesai. Semua itu adalah hak Allah, dan hanya allah yang mengetahui tujuan dibalik peristiwa itu semua.
Sahabatku, mari kita bahas pertanyaan mendasar ini bersama-sama.

1. KITA BERTANYA:  MENGAPA AKU SELALU DIUJI?

QUR'AN KEMUDIAN  MENJAWAB,

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan,"Kami telah beriman", sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta." [Surah Al-Ankabut ayat 2-3].

2. KITA BERTANYA: MENGAPA UJIAN DATANG SEBERAT INI?

QUR'AN KEMUDIAN MENJAWAB:

"Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya," [Surah Al-Baqarah ayat 286].


3. KITA BERTANYA: MENGAPA AKU TAK DAPAT APA YG AKU IDAM-IDAMKAN?

QUR'AN KEMUDIAN MENJAWAB:

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui." [Surah Al-Baqarah ayat 216].


4. KITA BERTANYA: MENGAPA AKU MERASA FRUSTRASI?MENGAPA AKU MERAS LELAH DENGAN SEMUA INI?

QUR'AN KEMUDIAN MENJAWAB:

"Janganlah  kamu bersikap lemah. dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman." [Surah Al-Imran ayat 139].


5. KITA BERTANYA: BAGAIMANA AKU HARUS MENGHADAPINYA? APA YANG HARUS AKU LAKUKAN PADAHAL AKU TAK BISA!!?

QUR'AN KEMUDIAN MENJAWAB:

"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah)  dengan jalan sabar dan mengerjakan shalat; dan sesungguhnya shalat itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyu" [Surah Al-Baqarah ayat 45].


6. KITA BERTANYA: APA YANG AKU DAPAT DARIPADA SEMUA INI?

QUR'AN KEMUDIAN MENJAWAB:

"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang  mu'min, diri, harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka."[Surah At-Taubat ayat 111].


7. KITA BERTANYA: KEPADA SIAPA AKU BERHARAP?

QUR'AN KEMUDIAN MENJAWAB:

'Cukuplah Allah bagiku,tidak ada Tuhan selain dari-Nya. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal." [Surah At-Taubat ayat 129].


8. KITA BERKATA: AKU TAK TAHAN!!!!!! DAN AKU SUDAH TAK SANGGUP !!!

QUR'AN KEMUDIAN MENJAWAB:

"......dan janganlah kamu berputus asa dari  rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir." [Surah Yusuf ayat 12] .


9. KITA BERTANYA: MENGAPA HATI INI TIDAK TENANG? MENGAPA HATI SELALU GELISAH?

QUR'AN KEMUDIAN MENJAWAB:

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." [QS. Ar Ra'd ayat 28].

Mashaa Allah, betapa Allah sudah memeberikan firman yang begitu indah bagi setiap manusia. Firman Allah yang menjawab setiap kegelisahan manusia. Betapa sayangnya Allah dengan memberikan obat mujarab bagi kita ketika dirundung masalah.
Allah sesungguhnya tidak akan membebani setiap manusia kecuali dengan kesanggupan nya.

Sahabatku, bilamana hari ini kita sedang ditimpa masalah. Bertakwalah, bersabarlah, dan berdoalah, sungguh Allah hanya ingin menguji keimanan kita, atau bahkan Allah ingin menjadikan diri ini pribadi yang kuat dan tangguh. Percayalah allah punya rencana indah untuk kita semua . Aamiin

#WonderfulPray #WomenFight